Hari sabtu minggu lalu tepatnya Tanggal 5 oktober 2019, saya mulai memasuki mata kuliah pengantar lingkungan dengan dosen bernama ibu Melbi Tanjung M.IL, dengan semangat saya menyimak dari semua kupasan materi beliau dari awal sampai akhir, namun ada pertanyaan beliau kepada para mahasiswa yang membuat saya berpikir kembali "kenapa anda masuk ilmu lingkungan?," kurang lebih itu pertanyaan beliau, maka dalam kesempatan ini saya akan mencoba menjelaskan kenap saya masuk ke ilmu lingkungan.
A. Asal Mula
Perkenalkan nama saya Fitnijar Prastya, saya lahir di Kabupaten Garut dan sekarang berdomisili di Kota Bandung, hobi saya membaca buku, dan travelling dan sedikit hiking, sebelum saya berkuliah di Universitas Persatuan Islam (UNIPI), saya berkuliah di Sekolah Tinggi Teknologi Mineral (STTMI) jurusan Teknik Geologi, namun tidak tuntas dengan alasan yang tidak bisa saya ceritakan dalam blog ini.
Berawal dari rasa keingintauan yang kuat untuk mengetahui tentang ilmu yang berhubungan dengan alam, serta berawal dari rasa keresahan kerusakan lingkungan yang terjadi di kampung kelahiran Garut, serta di Bandung dari mulai permasalahan tambang galian C (pasir) yang merusak, pencemaran udara dan berpengaruh pada warga, belum lagi di Kota Bandung, banyak sekali permasalah lingkungan, salah satunya permasalahan sampah yang berujung pada dampak banjir, masalah drainase yang tidak sesuai dan ideal dalam pembangunananya, masalah limbah pabrik yang mencemari sungai dan ekosistem yang ada dialamnya, dan banyak lagi permasalahan lingkungan lainnya yang nanti akan kita bahas dalam tulisan selanjutnya.
B. Awal Mengenal
Berawal dari itu saya mulai berhasrat untuk masuk jurusan yang mempelajari hal seperti itu, kemudian saya direkomendasikan untuk berkuliah di jurusan teknik geologi, akhir cerita sayapun masuk jurusan itu, yang saya pelajari di awal tentu tentang dasar dan prinsip geologi, bagaimana proses pembentukan benua yang asalnya menyatu atau bisa disebut Pangea yang lama kelamaan benua ini terpecah menjadi dua bagian, yakni Benua Laurasia pada bagian utara dan Benua Gondwana pada bagian selatan (Alfred Wegener1915) yang nantinya akan menjadi cikal bakal benua Amerika, Eropa, Asia, Autralia, dan benua benua lainnya yang kita kenal sekarang, ini menarik untuk di tulis namun pada kesempatan selanjutnya saya akan mencoba menulis tentang hal ini.
Selain itu saya belajar juga tentang batuan karena yang menjadi fokus di teknik geologi adalah tentang batuan, serta mempelajarai kandungan mineral, sebaran batuan klasifikasiya, kandungan kimianya dan lain lain, namuan ada mata kuliah yang saya sangat suka yaitu mata kuliah Geologi Lingkungan, dengan dosen yang sangat menarik, rendah hatu dan nyentrik, namanya Dr. Ir. Budi Brahmantyo, M.Sc, beliau adalah dosen yang mangajarkan kepada mahasiswanya tentang keseimbangan dan berkelanjutannya lingkungan apabila diolah dalam bentuk apapun oleh manusia, disana kami belajar sisi estetik dari batuan dalam aspek sejarah dan nilai plus selain diexploitasi dan dijual.
Kami diajarkan bijak dalam melakukan reset atau penelitian, kami juga diajak untuk peduli terhadap keseimbanga alam dan hasil dari ekonomi hasil alam berupa mineral yang terkandung didalamnya, dalam mata kuliah beliau kami sering diajak melihat studi kasus, mulai dari sesar lembang digunung batu di seputaran punclut keatas, curug jompong yang nasibnya dikambing hitamkan sebagai penyebab banjir di kabupaten bandung, gua pawon sebagai cagar budaya geologi karena didalamnya ada peninggalan purba kala dan banyak lagi kami diajak melihat studi kasus tentang geologi lingkungan.
C. Kabar Sedih
Tahun 2018 tepatnya hari sabtu tanggal 28 bulan April ada insiden yang mengejutkan untuk kami mahasiswanya, kami mendapatkan kabar jika pa Budi mengalami kecelakaan di jalan tol seputaran kilometer 145 padaleunyi, yang menyebabkan kematian pada beliau, kamipun sontak sangat kaget mendengar kabar itu dan tidak belama lama kami dengan mahasiswa lainnya untuk bergegas kerumah duka setelah mendapat kabar pa budi meninggal kan dunia ini, sebagai tanda hormat saya kepada almarhum pa Budi maka saya catat dalam tulisan, "kenapa saya masuk ilmu lingkungan di Universitas Persatuan Islam" ini, saya merasa terinspirasi dan semngat untuk belajar karena motivasi beliau, seorang dosen yang rendah hati, bersahaja, dan favorit semua mahasiswa dikampus kami, selamat jalan pa budi, semoga Allah terima amalan semasa hidup bapa, dan kami sebagai mahasiswa mu semoga dapat meneruskan jejak bapa
D.Kerja Lapangan
Selain berkuliah saya juga sesekali ikut projek dengan senior, dan kolega dibidang geologi sebagai geologist sebagai wellsite, fungsinnya untuk mangawasi kelancaran bor suatu mineral dan mengdeskripsikan hasil bor dalam bentuk laporan, dari sana saya melihat teryata lingkungan didaerah tambang sumatra khususnya di Muara Enim Sumatra Selatan, sangatlah rusak, ekosistem disana pun ternyata sudah tidak seimbang, belum lagi keterbatasan BBM, padahal dekat dengan pertambangan minyak pertamina aset negara, disana juga listrik tidak pernah stabil setiap harinya pasti saja mati, belum lagi masalah ekonomi, yang notabene sebagai petani karet, sedangkan harga karet pada saat itu sedang buruk, kehidupan ekonomi semakin mencekik dan kebutuhan hidup semakin bertambah, sunggu ketidak seimbangan dan ketimpangan yang saya liat dilapangan selalu menggangu batin saya dan ingin melakukan yang lebih dari ini.
E. Dunia Aktivisme
Singkat cerita selain saya berkuliah di geologi saya juga aktiv sebagai aktivis di Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (HIMA PERSIS) yang notabene saya fokus dibidang politik, hukum dan advokasi masyarakat, saat itu saya sering bersentuhan dengan masyarakat dan buku dengan isu yang bermacam-macam, dari mulai isu pendidikan, ekonomi, lingkungan dan lain lain, dan dari sinilah saya belajar tentang permasalahan-permasalahan sosial yang ada di indonesia dan menstimulus saya untuk berada dalam jalan membela kaum mustadafin, meskipun langit akan runtuh keadilan harus tetap ditegakan "Fiat justitia ruat caelum" Lucius Calpurnius Piso Caesoninus (43 SM)
Selain dalam dunia aktivis saya juga aktiv didunia penulisan dibeberapa media masa, pernah berprofesi juga sebagai wartawan, editor, dan redaktur disalahsatu media di kota Bandung, diasana pengetahuan saya semakin terbuka, apalagi dimedia pada waktu itu kami sangat dekat sekali dengan penguasa, dikalangan pemerintahan, pejabat partai, NGO, dan banyak lainnya, jadi saya pada waktu itu belajar bagaimana mereka menyikapi suatu permasalahan dan menyelesaikan permasalahan itu, tentu dengan mengolah policy atau kebijakan yang nantinya akan menjadi peraturan.
F. Kesimpulan
Dari pengalaman akademis, aktivis dan media itulah saya memutuskan untuk
masuk ilmu lingkungan, sebagai reflexi hidup saya dalam bicara kesimbangan hidup dengan menjaga ekosistem dan keberlanjutan antara alam dan nilai ekonomis alam, serta sebagai perwujudan seorang muslim yang Allah turun kan sebagai khalifa dimuka bumi, untuk menjaga keseimbangan dan keberlanjutan bumi ini, sebagaimana Allah berfirman
وَ إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً
قَالُوْا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَن يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَ نَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَ نُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْنَ
قَالُوْا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَن يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَ نَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَ نُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْنَ
[30] Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
Dan adalagi firman Allah yang mebahas tentang elemen penting yang ada di dunia ini berikut firman Allah yang membahas tentan elemn elemen tersebut
Tentang Air
Al Baqarah Ayat 74
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً ۚ وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْأَنْهَارُ ۚ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ ۚ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.
Al Baqarah Ayat 74
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً ۚ وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْأَنْهَارُ ۚ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ ۚ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.
Tanah
Al A’raaf Ayat 58
وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ ۖ وَالَّذِي خَبُثَ لَا يَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا ۚ كَذَٰلِكَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ
Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.
- Udara
Ar-Rum ayat 46
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ يُرْسِلَ الرِّيَاحَ مُبَشِّرَاتٍ وَلِيُذِيقَكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَلِتَجْرِيَ الْفُلْكُ بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Al A’raaf Ayat 58
وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ ۖ وَالَّذِي خَبُثَ لَا يَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا ۚ كَذَٰلِكَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ
Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.
- Udara
Ar-Rum ayat 46
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ يُرْسِلَ الرِّيَاحَ مُبَشِّرَاتٍ وَلِيُذِيقَكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَلِتَجْرِيَ الْفُلْكُ بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Yang artinya, “Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya. Mudah-mudahan kamu bersyukur” (QS ar Rum: 46).
- Tumbuhan
Al-An'am ayat 141
وَهُوَ الَّذِي أَنشَأَ جَنَّاتٍ مَّعْرُوشَاتٍ وَغَيْرَ مَعْرُوشَاتٍ وَالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا أُكُلُهُ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ ۚ كُلُوا مِن ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَآتُوا حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ ۖ وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (Alquran, Surah al-An‘ām/6: 141)
- Bintang
Al Mulk Ayat 5
وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ ۖ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.
- Tumbuhan
Al-An'am ayat 141
وَهُوَ الَّذِي أَنشَأَ جَنَّاتٍ مَّعْرُوشَاتٍ وَغَيْرَ مَعْرُوشَاتٍ وَالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا أُكُلُهُ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ ۚ كُلُوا مِن ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَآتُوا حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ ۖ وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (Alquran, Surah al-An‘ām/6: 141)
- Bintang
Al Mulk Ayat 5
وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ ۖ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar