Senin, 20 Januari 2020

5 Kerifan Lokal Di Indonesia

Introduction
Negara Indonesia adalah bagian dari negara asia yang dilewati garis katulistiwa berada diantra benua asia dan australia, diapit ole samudra paasifik dan benua hindi.

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau, dengan kurang lebih 700 bahasa daerah, 300 suku etnik, dengan agama resmi nya ialah islam 87,2%, kristen 9,9%, protestan -7,0%, katolik roma 2,9%, hindu 1,7%, budha 0,7%, konusianisme dan lainnya 0,2%.

Dari keberagan diatas tentu banyak sekali kearifan tradisional yang mawarnai Indonesia dengan keberagaman budaya dan keunikan yang penulis rangku dalam 5 kearifan tradisional

A. Kawin Cai Tradisi Warisan Kerajaan Kuningan
Upacara adat Kawin Cai merupakan tradisi masyarakat untuk memohon air/hujan untuk mengairi lahan pertaniannya serta kebutuhan hidup lainnya. Upacara ini dilaksanakan apabila terjadi kemarau panjang atau sangat sulit untuk mendapatkan air.

Pada awalnya upacara adat Kawin Cai, dilaksanakan setiap tanggal 30 rowah di sistem penanggalan Islam, namun ada juga yang mengatakan di bulan rajab. Namun seiring dengan berjalannya waktu, upacara ini menjadi tidak memiliki ketetapan tanggal tetapi mengikuti datangnya musim hujan. Pelaksanaan upacara ini akhirnya ditetapkan untuk dilakukan pada hari jumat kliwon menjelang musim penghujan.

Pada awalnya upacara ini dilaksanakan oleh 9 (sembilan) desa pemanfaat air dari Balong Dalem. Kesembilan desa yang terlibat adalah Babakan Mulya, Maniskidul, Jalaksana, Sadamantra, Padangenan, Cimiru, Nangerang, Garatengah, dan Japara. Namun seiring dengan perubahan yang terjadi, 3 (tiga) desa tidak lagi melibatkan diri yaitu Desa Nangerang, Garatengah dan Japara; itu pun yang terlibat secara aktif hanya desa Babakan Mulya tempat mataair Balong Dalem dan desa Maniskidul tempat mataair Sumur Tujuh.

Inti dari pelaksanaan upacara Kawin Cai adalah mencampurkan air dari 2 mata air yaitu dari mata air Balong Dalam Tirta Yatra dan mata air Cikembulan (Cibulan) dengan mengharap barokah dari dua sumber mata air tersebut.

Dalam acara Kawin Cai terdapat 3 (tiga) acara pokok, yaitu pertama adalah prosesi pengambilan air dari Balong Dalem yang dalam hal ini air tersebut dianggap sebagai pengantin laki-laki; kedua adalah prosesi pengambilan air dari Sumur Tujuh yang dalam hal ini air tersebut dianggap sebagai pengantin perempuan; dan ketiga adalah prosesi kawin cai (mencampurkan air yang diambil dari Balong Dalem dan air yang diambil dari SumurTujuh). 

Prosesi Kawin Cai dilaksanakan sebagaimana prosesi perkawinan manusia. Campuran air tersebut kemudian dituangkan ke mataair Tirtayatra. Acara selanjutnya adalah pengambilan air dari mataair Tirtayatra untuk memandikan petugas-petugas desa yang terkait dengan masalah air dan irigasi.

Setelah selesai upacara, secara bergantian masyarakat Desa Babakan Mulya dan Desa Manis Kidul, juga masyarakat enam desa lainnya, secara bergantian mengambil air dengan lodong atau bekong untuk dibawa pulang sebagai benih air dan dimanfaatkan untuk menyiram lahan pertanian.

Pelaksanaan upacara kawin cai selain dihadiri dan diikuti oleh pamong desa, tokoh masyarakat dan masyarakat desa setempat, juga diikuti oleh pamong desa dan masyarakat delapan desa tetangga yang lahan pertaniannya memanfaatkan air yang berasal dari sumber mata air Telaga Balong Dalem Tirta Yatra.

Makna yang terkandung dalam upacara Kawin Cai adalah bahwa upacara Kawin Cai menyiratkan tingginya kesadaran masyarakat bahwa hidup manusia sangat tergantung kepada berkesinambungannya ketersediaan air. Dan, berkat adanya upacara Kawin Cai tersebut,secara tidak langsung satwa yang memiliki keunikan, disakralkan dan/atau “halamannya” dijadikan tempat upacara adat, yaitu Ikan Siragas, Ikan Dewa, dan Kura-kura Kencana, sampai saat ini tetap dalam keadaan baik dan tidak terganggu.

Upacara adat Kawin Cai merupakan tradisi masyarakat Desa Babakan Mulya, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan untuk memohon air/hujan untuk mengairi lahan pertaniannya serta kebutuhan hidup lainnya. Upacara ini dilaksanakan apabila terjadi kemarau panjang atau sangat sulit untuk mendapatkan air antara bulan September dengan mengambil lokasi searah.

Inti dari Kawin Cai adalah mencampurkan air dari 2 mata air yaitu dari mata air Bolang Dalam Tirta Yatra dan mata air Cikembulan (Cibulan) dengan mengharap barokah dari dua sumber amata air tersebut. intinya di sumber mata air Telaga Balong Tirta Yatra pada malam Jumat Kliwon. 

Pelaksanaan upacara kawin cai selain dihadiri dan diikuti oleh pamong desa, tokoh masyarakat dan masyarakat desa setempat, juga diikuti oleh pamong desa dan masyarakat delapan desa tetangga yang lahan pertaniannya memanfaatkan air yang berasal dari sumber mata air Telaga Balong Dalem Tirta Yatra. 


 berdoa, sesepuh desa mencampurkan air dari mata air Balong Dalem Tirta Yatra dengan air dari mata air Cikembulan (Cibulan) untuk mengambil barokah dari 2 mata air tersebut. Secara bergantian masyarakat Desa Babakan Mulya dan Desa Manis Kidul, juga masyarakat enam desa lainnya, secara bergantian mengambil air dengan lodong atau bekong untuk dibawa pulang sebagai benih air dan dimanfaatkan untuk menyiram lahan pertanian.

B. Suku Bugis Serta Tradisi Mapelette Bola
Saat seseorang akan pindah rumah, biasaya mereka akan disibukkan dengan mengemasi barang mereka untuk memindahkannya ke rumah yang baru dari rumah lama. Tapi kegiatan itu tidak berlaku bagi masyarakat suku Bugis.

Bagi mereka pindah rumah memiliki artian yang sesungguhnya yakni memindahkan rumah dengan benar-benar memindahkan rumah yang sebenarnya. Tradisi memidahkan rumah ini mereka sebut ‘Mappalette Bola’.

Biasanya tradisi mappalette bola dilakukan jika ada salah satu masyarakat yang ingin pindah dan menjual rumahnya tapi tidak dengan tanahnya. 

Rumah yang dipindahkan pun buka rumah sembaragan, yakni rumah adat panggung yang terbuat dari kayu ciri khas masyarakat Sulawesi.

Kerangka rumah biasanya menggunakan tiang dan balok yang dirangkai tanpa menggunakan paku. Serta dengan bentuk bagunan persegi empat yang dibuat memanjang ke arah belakang. 

Sementara tiang-tiang rumah ada yang ditancapkan ke dalam tanah dan yang lainnya diletakkan di atas batu dengan keseimbangan.

Sebelum rumah tersebut dipindahkan perabot rumah tangga, seperti lemari, barang pecah belah yang ada di dalam rumah tersebut harus dikeluarkan dari dalam rumah untuk menghindari kerusakan. Kemudian tiang-tiang yang ada di bawah rumah panggung tersebut dipasangi bambu yang berguna untuk mengangkat rumah. 

Melibatkan hampir puluhan bahkan ratusan warga kampung ternyata ada tekih pemindahan rumah. Pertama jika lokasi yang baru tidak jauh dari tempat semula, rumah hanya akan didorong setelah bagian bawah rumah dipasangi roda/ban.

Namun jika lokasi yang baru ternyata jauh mereka akan bergotong royong mengangkat rumah bersama. Dan berutungnya saya dapat menyaksikan serta ikut terlibat langsug dalam tradisi ‘Mappalette Bola’ ini.

Sebelum prosesi dimulai doa juga dipanjatkan bersama agar berjalan lancar dan sesuai harapan. Prosesi ini hanya dilakukan kaum laki-laki, sedangkan para ibu-ibu bertugas menyiapkan makanan.
Ada dua jenis makanan yang disajikan untuk para laki-laki yang melakukan pemindahan rumah tersebut, yakni sebelum dan sesudah pindaha. Makanan yang disajikan sebelum proses pindahan adalah kue-kue tradisional khas Suku Bugis seperti bandang, baronggo, suwella bersama dengan teh atau kopi.

Dan makanan kedua disajikan setelah proses pemindahan rumah selesai berupa masakan sup ‘saudara’ yang merupakan salah satu makanan khas Sulawesi Selatan. Selain itu, disajikan juga berbagai masakan dari ikan bandeng yang dibumbui saus kacang.

Proses pengangkatan dan pemindahan rumah umumnya dipimpin oleh seorang ketua adat untuk memberi aba-aba dan mengarahkan warga. Sang ketua adat akan meneriakan semacam “mantra” agar para warga kuat memidahka rumah hingga sampai ke lokasi yang baru. 

Ketua adat pula yang akan memberikan aba-aba kapan harus mengangkat, berjalan, kecepatan langkah dan sebagainya.
Setelah setahun menempati lokasi rumah baru, suku Bugis akan melakukan upacara Maccera Bola yakni kegiatan untuk menolak bala dengan cara menyapukan darah ayam pada tiang-tiang rumah.

C. Aceh dan Tradisi Meugang
Meugang adalah tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat dan yatim piatu oleh masyarakat Aceh.

Meugang atau Makmeugang adalah tradisi menyembelih kurban berupa kambing atau sapi dan dilaksanakan setahun tiga kali, yakni Ramadhan, Idul Adha, dan Idul Fitri, sapi dan kambing yang disembelih berjumlah ratusan, selain kambing dan sapi, masyarakat Aceh juga menyembelih Ayam dan Bebek.

Tradisi Meugang di desa biasanya berlangsung satu hari sebelum bulan Ramadhan atau hari raya, sedangkan di kota berlangsung dua hari sebelum Ramdhan atau hari raya, biasanya masyarakat memasak daging di rumah, setelah itu membawanya ke mesjid untuk makan bersama tetangga dan warga yang lain.

Tradisi Meugang sudah dilaksanakn sejak ratusan tahun yang lalu di Aceh, Meugang dimulai sejak masa kerajaan Aceh, kala itu (1607-1636 Masehi), Sultan Iskandar Muda memotong hewan dalam jumlah banyak dan dagingnya dibagikan secara gratis kepada seluruh rakyatnya.

Hal ini dilakukan sebagai rasa syukur atas kemakmuran rakyatnya dan rasa terima kasih kepada rakyatnya, setelah Kerajaan Aceh ditaklukan oleh Belanda pada tahun 1873, tradisi ini tidak lagi dilaksanakan oleh raja, namun, karena hal ini telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Aceh, maka Meugang tetap dilaksanakan hingga saat ini dalam kondisi apapun.

Tradisi Meugang juga dimanfaatkan oleh pahalawan Aceh dalam bergerilya, yakni daging sapi dan kambing diawetkan untuk perbekalan.

Setiap perayaan Meugang, seluruh keluarga atau rumah tangga memasak daging dan disantap oleh seisi rumah.

Pantang jika keluarga tidak memasak daging pada hari Meugang, Meugang memiliki nilai religius karena dilakukan pada hari-hari suci umat Islam, masyarakat Aceh percaya bahwa nafkah yang dicari selama 11 bulan wajib disyukuri dalam bentuk tradisi Meugang.

D. Upacara Adat Pasuo Masyarakat Buton
Upacara ini dilaksanakan ketika seorang perempuan telah beralih statusnya dari labuabua atau gadis remaja dalam Bahasa Buton menuju kalambe atau gadis dewasa.

Posuo diselenggarakan untuk menguji kesucian seorang gadis, tradisi ini berlangsung selama delapan hari delapan malam di dalam suo atau ruangan khusus.
Posuo terdiri dari tiga jenis, yakni posuo wolio, posuo johoro dan posuo arabu. 

Posuo wolio merupakan posuo yang berasal dari masyarakat Wolio atau Buton sendiri, Posuo Johoro berasal dari Johor-Melayu dan adapun posuo arabu merupakan adaptasi dari posuo Wolio dan mengandung nilai-nilai Islami.

Saat seorang gadis melaksanakan posuo, ia akan diisolasi dan dijauhi dari berbagai pengaruh dunia luar. Sang gadis hanya dapat berhubungan dengan bhisa. Bhisa merupakan orang yang ditujuk langsung oleh pemangku adat untuk memberikan berbagai wejangan khusus selama masa posuo dilaksanakan.

Pada pelaksanaannya, akan ada seseorang yang akan menabuh gendang dan gong atau juga disebut pawang gendang. Kegiatan itu memiliki arti bahwa jika gendangnya pecah saat ditabuh maka di antara gadis yang melaksanakan posuo ada yang sudah pernah berhubungan badan dengan lawan jenis. Hasilnya tidak diberitahukan ke publik, melainkan hanya akan diketahui oleh pihak keluarga dan pawang gendang.

E. Tradisi Bakar Batu Papua

Tradisi bakar batu merupakan salah satu tradisi penting di Papua yang berupa ritual memasak bersama-sama warga satu kampung yang bertujuan untuk bersyukur, bersilaturahim (mengumpulkan sanak saudara dan kerabat, menyambut kebahagiaan (kelahiran, perkawinan adat, penobatan kepala suku), atau untuk mengumpulkan prajurit untuk berperang. Tradisi Bakar Batu umumnya dilakukan oleh suku pedalaman/pegunungan, seperti di Lembah Baliem, Paniai, Nabire, Pegunungan Tengah, Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Dekai, Yahukimo dan lain-lain.

Disebut Bakar Batu karena benar-benar batu dibakar hingga panas membara, kemudian ditumpuk di atas makanan yang akan dimasak. Namun di masing-masing tempat/suku, disebut dengan berbagai nama, misalnya Gapiia (Paniai), Kit Oba Isogoa (Wamena), atau Barapen (Jayawijaya).

Ritualnya sebagai berikut:
batu ditumpuk di atas perapian dan dibakar sampai kayu bakar habis terbakar dan batu menjadi panas (kadang sampai merah membara.bersamaan dengan itu, warga yg lain menggali lubang yang cukup dalambatu panas tadi dimasukkan ke dasar lubang yg sudah diberi alas daun pisang dan alang-alangdi atas batu panas itu ditumpuklah daun pisang, dan di atasnya diletakkan daging babi yg sudah diiris-irisdi atas daging babi ditutup daun pisang, kemudian di atasnya diletakkan batu panas lagi dan ditutup daundi atas daun, ditaruh ubi jalar (batatas), singkong (hipere), dan sayuran lainya dan ditutup daun lagidi atas daun paling atas ditumpuk lagi batu panas dan terakhir ditutup daun pisang dan alang-alang.

Babi yang akan dimasak tidak langsung disembelih, tapi dipanah terlebih dahulu. Bila babi langsung mati, maka pertanda acara akan sukses, tapi bila tidak langsung mati, maka pertanda acara tidak bakalan sukses. Setelah matang, biasanya setelah dimasak selama 1 jam, semua anggota suku berkumpul dan membagi makanan untuk dimakan bersama di lapangan tengah kampung, sehingga bisa mengangkat solidaritas dan kebersamaan rakyat Papua.
Hingga saat ini Tradisi Bakar Batu masih terus dilakukan dan berkembang juga untuk digunakan menyambut tamu2 penting yang berkunjung, seperti bupati, gubernur, Presiden dan tamu penting lainnya.

Di sebagian masyarakat pedalaman Papua yg beragama Islam atau saat menyambut tamu muslim, daging babi bisa diganti dengan daging ayam atau sapi atau kambing atau bisa pula dimasak secara terpisah dengan babi.

Hal seperti ini contohnya dipraktikkan oleh masyarakat adat Walesi di Kabupaten Jayawijaya untuk menyambut Bulan Ramadhan.

Conclusion
Sangat banyak keanegaragaman tradisi diindonesia, itu baru hanya lima dari 5 suku budaya di Indonesia, local wisdom ini harus kitablestarikan karena ini semua akan menjadi ciri khas bangsa dan harha negeri bangsa untuk mempertahankan budaya dan sejarah lokal.

Referensi
Wikipedia.org
Indonesia.go.id
Kemendikbud.co.id

****


Manusia Dan Kesadaran Lingkungan

Introduction
Kesadaran dalam menjaga lingkungan adalah modal pertama dalam menjaga kelestarian suatu lingkungan, objek dari lingkungan ialah, daratan, lautan dan udara, bahwa jelas dalam undang-undang ketiga aspek diatas ialah haq bagi selurah rakyat untuk dimanfaatlan seba
ik-baiknya.

Namun realita hari ini sangatlah sungguh ironi, dimana potensi alam yang mencakup kekayan energi disalahgunakan, hingga berdampak pada permasalahan lingkungan yang cukup krusial, seperti pemanfaatan lahan yang bukan tempatnya, menyebabkan banjir, erosi dan longsor, pengerukan mineral berupa galian tambang yang tidak sesuai prosedur, mengakibatkan banyak permasalahan seperti polusi udara, banjir, bahkan masalah kesehatan masyarakat yang terkena dampak tambang rersebut.

Hal ini perlu perhatian dari semua lapisan, dari lapisan masyrakat hingga lapisan pemerintahan, yang saling silih bahu membahu menyelesaikan permasalahan lingkungan ini.

Maka dalam tugas mata kuliah pengantar lingkungan, penulis akan membagi kepada beberapa kategori yaitu tentang sampah dan limbah sungai serta solusi dalam rangka meningkatkan kesadaran lingkungan pada masyarakat.

Sampah
Permasalahan sampah adalah permasalahan abadi yang dihadapi oleh masyarakat hari ini, misalnya di kota bandung yang menghasilkan sampah 700 ton perhari, dari seluruh wilayah di Kota Bandung diangkut dari TPS ke TPA di sari mukti tepatnya di kabuten Bandung Barat, yang menrut para ahli lingkungan, bahwa TPA di sarimukti sudah overload, dengan kata lain sudah tidak layak untuk dipakai menjadi TPA, maka dari itu permasalahhannya masyarakat Kota Bandung sudah tidak mempunyai lagi TPA.

Maka apa yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan sampah ini?
Pemerintah dalam hal ini menggagas program tentang sampah salah satunya ialah KANGPISMAN yaitu akronim dari Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan, namun program ini tidak maksimal karena tidak ada tindak serta kontroling yang seurius dari pemerintah.

Logikanya, jika program Keluarga Berencana itu sukses dengam dimotori ibu ibu PKK dan pengawasam yang ketat, kenapa tidak dilakukan pada program lingkungan?
Tentu hal ini mengundang kontroversi dari penggiat lingkungan bagaimana pemerintah tidak maksimal dan tidak seurius dengan program tersebut.

Seperti halnya contoh kongkret dinegara berkembang seperti Fhilipina yang sukses bersinergis pemerintah dengan masyarakatnya, untuk mewujudkan zero waste city, salah satu program yang gagas oleh benerapa NGO dalam meningkatkan kesadaran lingkungan terhadap sampah, sama sebetulnya dangan program Kota bandung yaitu KANGPISMAN.

Untuk meningkatkan kesadaran lingkungan terhadap sampah tentu perlu adanya kesadaram kolektif bukan hanya dari masyarakat, namun dari pemerintah juga yang seurius dalam pendampingan, kontroling atas programnya, bila perlu isu sampah ini dibuatkan Peraturan Daerahnya atau PERDA dalam pengelolan dan hal lainnya tentang sampah.

Limbah Sungai
Limbah cair berupa limbah tekstil dan limbah industri lainnya menjadi permasalah yang sangat diperhatikan, seperti contoh di Jawa Barat yaitu sungai citarum, salah satu sungai terpanjang si Jawa Barat yang sedang menjadi sorotan pemerintah pusat, dimana kerusakan sungai ini sudah sangatlah parah, dari mulai warna yang sudah pekat hitam, bau yang menyengat, dan unsur kimia yang berbahaya pada air hingga merusak kepada lahan pertanian warga.

Permasalahan ini sudah berpuluh puluh tahun mengganjal, dari tiap periode pemerintah hanya mengeluarkan anggaran untuk citarum namun tidak ada hasil yang dirasa, bahkan malah menjadi parah.

Maka dari itu pengelolaan dan revitalisasi sungai citarum ini diambil alih oleh pemerintah pusat, dengan dikawal oleh TNI sebagai pelaksana, dengan target 5 tahun kerja.

Banyak temuan dilapangan dalam me revitalisasi sungai citarum, dari mulai perusahhan yang nakal, masyarakat yang belum sadar akan bahaya sungai apabila menjadi tempat pembungan sampah, dan banyak lagi permasalahna dalam teknis dilapangan.

Untuk menumbuhkan rasa kesadaram lingkungan terhadap masyarakat apalagi berbicara sungai perlu ada edukasi kepada masyarakat akan pentingnya menjaga sungai, dan harus ada peraturan tegas dari pemerintah bagi para korporasi industri dalam pengolah instalasi air limbah atau IPAL, ekstreme nya perlu ada tindak tegas bagi masyarakat dan perusahaan untuk menjadi kelestarian lingkungan.

Conclusion
Dari kedua masalah diatas dari mulai permasalahan sampah dan limbah cair di sungai citarum tentu harus ada perhatian yang seurius dari pemerintah dalam menyadarkan kesadaran pentingnya menjaga kelestarian alam, program pemerintah sudah bagus, namun harus dimaksimalkan dalam pengelolaanya, begitupun masyarakat, tidak sedikit masayarakat yang peduli terhadap lingkungan, namun banyak juga masayarakat yang masih acuh dalam hal lingkungan, kini saat nya pemuka agama yang langsung bersentuhan langsung dengan masyarakat harus mulai memberikan campaign dan edukasi terhadap lingkungan, karena dalam setiap agama pasti diajarkan tentang kebersihan dan menghormati lingkungan, maka dari itu pemuka agama juga harus ikut serta dalam mengemban misi lingkungan hari ini.


***

Minggu, 08 Desember 2019

Orientasi Nilai Budaya

Dalam mata kuliah antropologi kita akan belajar tentang apa itu orientasi budaya, dan apa saja yang mendasari orientasi tersebut hingga dapat memberikan ciri khas dalam bermasyarakat.

BAB 1 Adat Istiadat, Norma dan Hukum
Dalam orientasi budaya tentu kita akan dibenturkan dengan adat istiadat, norma dan hukum, Secara etimologi, dalam hal ini adat berasal dari bahasa Arab yang berarti “kebiasaan”, jadi secara etimologi adat dapat didefinisikan sebagai perbuatan yang dilakukan berulang-ulang lalu menjadi suatu kebiasaan yang tetap dan dihormati orang, maka kebiasaan itu menjadi adat.

Adat merupakan kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu masyarakat atau daerah yang dianggap memiliki naili dan dijunjung serta di patuhi masyarakat pendukungnya.

Adat istiadat merupakan kebiasaan sosial yang sejak lama ada dalam masyarakatdengan maksud mengatur tata tertib. Ada pula yang mengikat norma dan kelakuan di dalammasyarakat, sehingga dalam malakukan suatu tindakan mereka akan memikirkan dampak akibat dari berbuatannya atau sekumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannyakarena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya. W.G Summner (Koentjaraningrat, 1986) membedakan atas: 

Mores: Adat Istiadat dalam Arti Khusus sehingga jika dilanggar, Sanksinya sanggat Berat.
Folkways: Adat Istiadat Biasa, Tata Cara, Yang apabila dilanggar, Hanya menjadi Bahan Tertawaan, Ejekan dan Celaan, serta Gunjinggan oleh masyarakat sementara disekitarnya.

Berkaitan dengan Pemilahan Mores dan Folkways, ada juga yang mempertentangkan sebagai Adat dan Hukum Adat. Dalam Hubungan yang demikian masalh Utamanya adalah Bagaimana menentukan sehingga ada suatu Batasan yang Tegas dan tidak Rancu yang Mana Hukum dan yang Mana Tidak hukum, Yaitu:

Golongan Pertama: Golongan pertama dipelopori Oleh A.R. Brown Beranggapan bahwa tidak ada Aktivitas Hukum dalam Masyarakat yang tidak bernegara.Penundukan/Ketataan yang terjadi seolah-olah atas dasar Otomatis. Terdapat perspsi yang Mendasar bahwa yang perlu diutamakan adalah Kepentingan Kelompok di atas Kepentinggan Pribadi Ataupun Golongan.

Golongan Kedua: Golongan Kedua yang dipelopori Oleh B. Malinowski tidak mengkhususkan definisi mereka tentang Hukum, Hanya Hukum yang ada dalam Masyarakat. dalam Uraiannya  Crime and Custom in savage Society, Kelompok ini menyatakan Bahwa Penduduk/Ketataan atas dasar "Memberi Kepada dan Menerima Dari" -The Principle of Reciprocity.

Bronislaw Malinowski dalam Crime and Custom in savage Society (kemudian diterjemahkan R.G. Soekadijo menjadi tertib Hukum dalam masyarakat Terasing 1988). Hukum adalah salah satu Suprastruktur sosial, yang bersama-sam dengan Kaidah sosial lainya mengatur pergaulan dalam Masyarakat. 

Ter Haar dengan ajaran Besslissingen Leer yang membedakan antara Adat dan Hukum Adat Adalah bahwa Hukum Adat itu suatu Putusan Oleh Penguasa atau siapa saja yang Memiliki Otoritas Serta Merta ditaati dengan Sepenuh hati. dalam Pidato Dies Natalis di UI tahun 1930 berjudul: "Peradilan Landraad Berdasarkan Hukum tidak Tertulis" beberapa konsep tentang Hukum Adat menurut Ter Haar:

Pengertian Hukum Adat: Keseluruhan Aturan yang menjelma dari Keputusan-keputusan para Fungsionaris Hukum (dalam Arti Luas) yang mempunyai Kewibawaan dan Mempunyai pengaruh dan dalam pelaksanaannya berlaku secara serta mertadan ditaati dengan sepenuh Hati.
Kapan suatu Adat menjadi Hukum Adat.....?tidak ada suatu alasan yang menyatakan suatu itu dengan sebutan "Hukum" tanpa adanya keputusan tentang Hukum oleh para petugas Hukum Masyarakat
Berbeda dengan Ter Haar, L. Pospisil yang secara tekun mengkaji aktifitas suku Indian Kapauku Mengemukakan kerangka berpikirnya bahwa untuk membedakan tentang Hukum  dan hukum Adat (Kebiasaan) Berdasrkan Atribut Hukum yang dikemukakan terdiri dari:

1. Attribute Of Authirity: Aturan Itu diputuskan oleh penguasa, Pimpinana Masyarakat, Atau mereka yang Pada Umumnya memiliki Autoritas dalam Arti Luas.

2. Attribute Of Intention Of Universal Application: Aturan yang telah diputuskan itu harus dapat diberlakukan untuk Waktu dan Situasi yang sama di masa mendatang.

3. Attribute Of Obligation: Aturan itu membuat runtut Hak dan Kewajiban Para pihak. tanpa muatan Hak dan Kewajiban maka putusan itu tidak mempunyai kekuatan mengikat bagi Para Pihak.

4. Attribute Of Sanction: Aturuan itu dikuatkan atas adanya sanksi (termasuk Moral dan Penghukuman). sanksi berupa Hukuman Formal atau Cibiran Menimbulkan rasa Takut, Rasa Malu, di Benci dan sebagainya.
***

BAB II. Hakikat Hidup Yang MenentukanOrientasi Nilai Budaya
Orientasi nilai budaya atau yang bisa juga disebut sebagai sistem nilai budaya adalah konsep – konsep yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar masyarakat yang berkaitan dengan apa yang diinginkan, pantas, dan berharga, yang mempengaruhi individu yang memilikinya dan berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.

Lalu, apa perbedaan antara orientasi nilai budaya tersebut dengan sikap mental? Menurut Koentjaraningrat, sikap mental (attitude)merujuk pada individu dan nantinya secara sekunder kepada masyarakat. Sikap merupakan suatu disposisi atau keadaan mental seseorang untuk bereaksi terhadap lingkungannya.

Kerangka Kluckhohn Mengenai 5 Masalah Besar Dalam Hidup yang Menentukan Orientasi Nilai Budaya Manusia.
Kluckhohn dalam bukunya yang berjudul“Variations in Value Orientation” menyatakan bahwa sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia sebenarnya mengenai 5 masalah pokok dalam kehidupan manusia.

1. Masalah mengenai hakikat dari hidup manusia (HK).
A. Hidup itu buruk.
Hidup itu ditanggapi oleh manusia sebagai hal yang buruk jika manusia tersebut mengalami kesulitan atau kegagalan dalam hidupnya dan berpendapat bahwa hidup itu negatif.
Sebagai contoh, di Amerika terdapat suku Indian yang memiliki paham bahwa setiap bayi yang lahir itu adalah suatu kesialan. Dan jika ada orang yang mati, itu merupakan suatu hal yang menggembirakan. Hal tersebut terjadi karena mereka berpendapat bahwa bayi yang lahir tersebut nantinya hanya akan mendapat kesulitan dan kesengsaraan dalam menjalani hidup di dunia. Mereka juga berpendapat bahwa yang mati akan bahagia hidup di alam sana karena telah terbebas dari masalah – masalah dalam hidup. Sehingga ketika ada bayi lahir, mereka menyambutnya seperti pemakaman. Sedangkan ketika ada kematian, mereka merayakannya seperti pesta.

B.  Hidup itu baik.
Hidup itu sebagai suatu hal yang baik jika kita beranggapan bahwa hidup merupakan suatu anugerah dari Tuhan dan merupakan hal yang berdampak positif.
Sebagai contoh, seorang yang sukses di dunia pasti beranggapan bahwa hidup di dunia merupakan anugerah dari Tuhan karena bisa menikmati hidup serta sukses di dunia.

C.  Hidup itu buruk tetapi manusia wajib berikhtiar supaya hidup itu menjadi baik.
Sebagai contoh, seorang yang kurang mampu dan serba kekurangan, pasti akan beranggapan bahwa hidup itu buruk karena banyak mengalami kesulitan. Namun, orang yang memiliki agama pasti beranggapan bahwa hidup memang buruk tetapi akan menjadi lebih baik apabila kita berikhtiar. Sehingga, untuk mencapai suatu hidup yang lebih baik tersebut, manusia perlu berikhtiar untuk mencapai kesuksesan dan kemudahan dalam hidup.

2. Masalah mengenai hakikat dari karya manusia (MK).

A. Karya itu nafkah hidup.
Sebagai contoh, seorang pencipta lagu yang membuat berbagai lagu untuk penyanyi lain. Orang lain pasti beranggapan bahwa karya hasil ciptaannya yang berupa lagu untuk penyanyi baru tersebut adalah hal yang membuat penyanyi tersebut tenar. Namun, sebenarnya di sisi lain seorang pencipta lagu beranggapan bahwa karyanya itu dibuat untuk orang lain agar mendapat royalti atau pendapatan dari penyanyi baru tersebut. Jadi, sebuah karya diciptakan untuk menafkahi hidup sang pembuat karya tersebut.

B.  Karya itu untuk kedudukan, kehormatan, dsb.
Sebagai contoh, Bill Gates membuat sebuah karya berupa Operating System yang diproduksi oleh perusahaannya yaitu Microsoft. Ia membuat karya tersebut awalnya bukan karena ingin menjadi orang yang nantinya kaya raya. Namun, ia membuat karya tersebut agar mendapat penghargaan dan kehormatan atas karyanya yang mampu memperlancar segala kegiatan IT dan memotivasi orang lain untuk berkarya kreatif seperti dirinya, sehingga ia mampu menjadi Presiden Microsoft. Jadi, karya itu dianggap sebagai alat untuk mendapat kehormatan atau kedudukan yang lebih tinggi.

C.  Karya itu untuk menambah karya.
Sebagai contoh, seorang penyair atau pembuat puisi membuat puisi tersebut selain untuk berkarya, juga untuk menambah karya – karyanya yang dulu sudah ada agar bertambah banyak dan menjadi terkenal karena puisinya yang banyak.
Contoh yang lain yaitu seorang pencipta lagu keroncong. Ia membuat karyanya itu bukan untuk mendapatkan uang, tetapi lebih kepada untuk menambah lagu keroncong Indonesia yang sudah jarang ada dan untuk melestarikan budaya keroncong.

3. Masalah mengenai hakikat dari kehidupan manusia dalam ruang waktu (MW).

A. Orientasi ke masa kini.
Sebagai contoh, orang – orang kaya yang tingkat konsumsinya tinggi hanya berpikir untuk masa kini. Mereka membeli sesuatu hanya untuk digunakan atau hura – hura di masa sekarang. Mereka tidak berpikir untuk kedepannya dan apakah kekayaan mereka bisa untuk mencukupi kebutuhannya di masa yang akan datang. Biasanya orang yang berpikir seperti itu selalu kesusahan di masa mendatang.

B.  Orientasi ke masa lalu.
Sebagai contoh, orang – orang yang sudah tua dan selalu berpikir dengan cara yang dulu. Mereka selau mengingat masa lalu mereka dan tidak melihat ke depan. Jika dihadapi dengan persoalan mengenai masa kini atau masa depan, mereka selalu kesulitan. Biasanya orang yang berpikir seperti ini memiliki sifat keras kepala.

C. Orientasi ke masa depan.
Sebagai contoh, orang – orang yang sukses selalu berpikir untuk masa depan hidup mereka. Namun, mereka juga belajar dari masa lalu mereka untuk mendapatkan kemudahan di masa depannya. Biasanya orang yang berpikir seperti ini selalu merencanakan segala sesuatunya dengan baik dan teratur. Orang – orang yang seperti ini selalu mendapat kesuksesan di masa yang akan datang walaupun dalam prosesnya sering mendapat kesusahan.

4. Masalah mengenai hakikat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya (MA).

A. Manusia tunduk kepada alam yang dahsyat.
Sebagai contoh, BBM yang merupakan bahan bakar minyak. Manusia di dunia sebagian besar menggunakan kendaraan yang berbahan bakar BBM. Jika alam tidak menyediakan bahan untuk membuat BBM, maka manusia akan kesulitan dan akhirnya tak berdaya karena kehendak alam.
Contoh lain adalah bencana alam. Sehebat – hebatnya manusia dalam membuat bangunan, pasti bangunan tersebut akan runtuh juga oleh bencana alam dan membuat manusia menjadi tak berdaya. Ia membuktikan bahwa manusia masih tunduk kepada alam yang dahsyat.

B. Manusia menjaga keselarasan dengan alam.
Sebagai contoh, penghargaan Adipura atau Kalpataru merupakan contoh usaha manusia untuk menjaga keselarasan dengan alam melalui penghargaan bagi daerah yang bisa menjaga alam agar tetap bersih dan sehat.
Contoh lain adalah PROKASIH (Program Kali Bersih). Ini merupakan contoh dari pemerintah yang masih peduli terhadap kelestarian lingkungan agar tetap terjaga dari hal – hal buruk.

C. Manusia berusaha menguasai alam.
Sebagai contoh, para penebang hutan liar di Kalimantan berusaha memanfaatkan alam untuk kepentingan mereka sendiri. Mereka tidak memikirkan akibat yang akan ditimbulkan dari kegiatan ilegal mereka tersebut seperti terjadinya bencana alam.
Contoh lain adalah para pemburu binatang untuk diawetkan. Mereka tidak berpikir bahwa binatang jika diburu akan dapat merusak habitat dan ekosistem lingkungan alam. Mereka hanya berpikir jika mereka mendapatkan binatang untuk diawetkan, mereka akan mendapatkan uang banyak.
5. Masalah mengenai hakikat dari hubungan manusia dengan sesamanya (MM).

A. Orientasi kolateral (horizontal), rasa ketergantungan kepada sesamanya (berjiwa gotong royong).
Manusia sejak lahir memiliki rasa untuk ingin hidup bersama dengan yang lain. Manusia tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain. Maka dari itu, manusia sangat bergantung pada manusia yang lain sehingga saling membantu antara satu dengan yang lain.
Contohnya adalah bertetangga. Dalam bertetangga kita pasti menjalin hubungan untuk saling membantu atau gotong royong. Suatu keluarga tanpa adanya tetangga dalam daerahnya, maka akan kesulitan dalam menjalani hidup. Jadi, manusia itu sejak lahir memiliki rasa ketergantungan terhadap sesamanya.

B. Orientasi vertikal, rasa ketergantungan kepada tokoh – tokoh atasan dan berpangkat.
Seseorang dalam hidup pasti membutuhkan orang atau tokoh atasannya untuk membantunya dalam mengatasi permasalah hidup.
Sebagai contoh, seorang siswa SMA tidak akan bisa lulus Ujian Nasional tanpa adanya bantuan bimbingan dari tokoh atasannya yaitu gurunya. Jika guru tersebut tidak memberikan bimbingan kepadanya, maka murid tersebut akan kesulitan dalam menghadapi Ujian Nasional dan akhirnya tidak lulus. Jadi, manusia selain tergantung pada sesamanya yang sederajat, juga tergantung pada manusia yang lebih tinggi derajatnya.

C. Individualisme menilai tinggi usaha atas kekuatan sendiri.
Sebagai contoh, seorang pebulutangkis yang bermain tunggal akan menganggap bahwa kemenangan dia merupakan hasil jerih payahnya yang membuktikan dirinya lebih bagus dari pebulutangkis yang lain. Dia menganggap bahwa dirinya tak perlu bantuan orang lain untuk bermain ganda agar menang. Sikap ini sering kali menimbulkan rasa sombong yang akhirnya membuat orang lain tidak suka terhadap sikapnya tersebut.

Penelitian mengenai makna hidup dan rhakna kerja telah dilakukan tahun 1987 di 5 komunitas masyarakat Indonesia, yaitu Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Bali. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa ada 3 pandangan dasar tentang makna hidup, yaitu: (1) hidup untuk bekerja, (2) hidup untuk beramal, berbakti, dan (3) hidup untuk bersenang – senang. Sebanyak 89,1% berpandangan bahwa hidup ialah untuk bekerja, sisanya berpandangan bahwa hidup itu untuk beramal dan bersenang – senang. Untuk makna kerja diperoleh hasil bahwa kerja itu: (1) untuk mencari nafkah dan mempertahankan hidup, (2) untuk anak cucu, (3) untuk kehormatan, (4) untuk kepuasan dan kesenangan, (5) untuk amal ibadah. Makna kerja untuk mencari nafkah mencapai 79,3% dan untuk anak cucu 63,7%. (Buchori dan Wiladi, 1982).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hakikat hidup mempunyai pandangan bahwa hidup itu baik (meminjam konsep Kluckhohn). Demikian pula hakikat kerja (karya) berpandangan bahwa karya itu nafkah hidup dan kehormatan (meminjam konsep Kluckhohn). Karena penghayatan agama yang mendalam, ada juga yang berpandangan bahwah idup dan kerja itu untuk beramal. Pandangan ini, menunjukkan terarah kepada diri sendiri, tidak berorientasi ke luar. Pandangan semacam ini sering disebut stoic: gelap, keras, dan suram, sebagai akibat kecenderungan untuk berputar – putar dalam dirinya sendiri (Buchori dan Wiladi, 1982).

Sistem – sistem nilai di Amerika telah diteliti oleh Williams (1960). Diperoleh informasi adanya orientasi nilai – nilai yang dianut oleh warganya, yaitu:
Hasil usaha dan keberhasilan dipentingkan oleh pribadi.Menekankan pada aktivitas dan pekerjaan.Memandang dunia dari segi moral.Mementingkan mores (adat istiadat) kemanusiaan.Menghargai efisiensi dan kepraktiksan.Optimisme ke masa depan (kemajuan).Berorientasi kepada materi.Berkeyakinan pentingnya persamaan derajat.Menghargai kebebasan.Menyesuaikan diri terhadap dunia luar.Mementingkan segi rasio dan ilmu pengetahuan.Memiliki patriotisme.Berkeyakinan terhadap demokrasi.Berkepribadian individualistik.Mempunyai tema rasional dan superioritas kelompok.

Seluruh uraian tersebut dapat memberikan kerangka berpikir dalam membedakan dan memahmi tentang nilai, watak nilai, sistem nilai, dan orientasi nilai sosial atau budaya. Maka dalam memahami nilai – nilai dasar manusia, kita dapat sekaligus memberi “cap” tentang watak dan kompleksitas nilai – nilai dasar.

(Buchori dan Wiladi, 1982).
Sistem – sistem nilai di Amerika telah diteliti oleh Williams (1960). Diperoleh informasi adanya orientasi nilai – nilai yang dianut oleh warganya, yaitu:
Hasil usaha dan keberhasilan dipentingkan oleh pribadi.Menekankan pada aktivitas dan pekerjaan.Memandang dunia dari segi moral.Mementingkan mores (adat istiadat) kemanusiaan.Menghargai efisiensi dan kepraktiksan.Optimisme ke masa depan (kemajuan).Berorientasi kepada materi.Berkeyakinan pentingnya persamaan derajat.Menghargai kebebasan.Menyesuaikan diri terhadap dunia luar.Mementingkan segi rasio dan ilmu pengetahuan.Memiliki patriotisme.Berkeyakinan terhadap demokrasi.Berkepribadian individualistik.Mempunyai tema rasional dan superioritas kelompok.
Seluruh uraian tersebut dapat memberikan kerangka berpikir dalam membedakan dan memahmi tentang nilai, watak nilai, sistem nilai, dan orientasi nilai sosial atau budaya. Maka dalam memahami nilai – nilai dasar manusia, kita dapat sekaligus memberi “cap” tentang watak dan kompleksitas nilai – nilai dasar.
***

BAB III Sifat Umum Karateristik Budaya
Unsur Budaya dalam pengertian ini, mengacu pada karakteristik pribadi tertentu dari seorang individu. Namun, ini bukan arti di mana kata budaya digunakan dan dipahami dalam ilmu sosial. Terkadang budaya digunakan dalam wacana populer untuk merujuk pada perayaan atau malam hiburan, seperti ketika seseorang berbicara tentang ‘pertunjukan budaya’. Dalam pengertian ini, budaya diidentifikasikan dengan estetika atau seni rupa seperti tarian, musik atau drama. Ini juga berbeda dari makna teknis kata budaya.

Budaya telah didefinisikan dalam beberapa cara. Tidak ada konsensus di antara sosiolog dan antropolog mengenai definisi budaya. Meskipun terdapat beragam definisi, budaya memiliki sifat atau karakteristik tertentu. Untuk memperjelas pemahaman kita tentang sifat-sifat budaya, artikel ini akan mengulas tentang sifat-sifat kebudayaan dan contohnya di masyarakat.

Kebudayaan
Budaya mengacu pada pola aktivitas manusia dan simbol-simbol yang memberi arti penting bagi mereka. Budaya memanifestasikan dirinya dalam bentuk seni budaya, sastra, pakaian, adat istiadat, bahasa, dan agama. Cara orang hidup dan apa yang mereka yakini merupakan budaya mereka.
Prinsip-prinsip dan nilai-nilai moral mereka juga merupakan bagian penting dari budaya mereka. Orang-orang dari berbagai belahan dunia memiliki nilai budaya yang berbeda. 

Perbedaan budaya berkontribusi pada keragaman dalam gaya pikir dan gaya hidup masyarakat.
Kata ‘budaya’ berasal dari kata Latin ‘cultura’ yang diturunkan atau diderivasi dari kata colere yang berarti, ‘mengolah’. Budaya kita memiliki andil besar dalam mengolah pikiran kita. Ciri-ciri dan kepercayaan umum yang membentuk pola pikir kelompok, menentukan budaya mereka.

Pengertian Kebudayaan
Pengertian kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil dari karya cipta, rasa, dan karsa manusia. Lingkup kebudayaan mencakup beragam aspek kehidupan manusia, diantaranya yaitu hukum, keyakinan, seni, adat atau kebiasaan, susila, moral, dan juga keahlian. Kehadiran budaya dapat berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang, gagasan, dan ide meskipun wujud budaya dalam penggambaran ini masih dibilang sebagai hal yang tabu (abstrak).

Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli
Adapun definisi kebudayaan menurut para ahli, antara lain:
Bierstedt, Budaya adalah keseluruhan kompleks yang terdiri dari segala sesuatu yang kita pikirkan dan lakukan dan miliki sebagai anggota masyarakat.

H.T. Mazumadar, Budaya adalah jumlah total pencapaian manusia, material maupun non-material, yang mampu ditransmisikan, secara sosiologis, yaitu melalui tradisi dan komunikasi, secara vertikal maupun horizontal.Cooley, Argell dan Car, Budaya adalah seluruh akumulasi benda buatan, kondisi, alat, teknik, ide, simbol dan pola perilaku yang khas untuk sekelompok orang, memiliki konsistensi tertentu, dan mampu ditularkan dari satu generasi ke generasi lainnya.

Sifat Kebudayaan
Berikut ini sifat atau karakteristik kebudayaan beserta dengan contohnya di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

Kebudayaan Bersifat Esensial
Kebudayaan bersifat esensial artinya budaya memberi kita identitas. Seni dan sejarah yang kita banggakan, literatur yang kita pelajari, dan pendidikan kita membentuk kepribadian kita. Apa yang kita amati di sekitar kita, apa yang diajarkan kepada kita melalui cerita rakyat, dan apa yang dikatakan budaya kita, sudah tertanam kuat di benak kita.
Nilai-nilai budaya kita, dan sistem kepercayaan kita menentukan cara berpikir dan berperilaku kita. Ritual dan tradisi adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Cara kita membawa diri kita dalam masyarakat dan siapa kita sebagai manusia, sangat dipengaruhi oleh budaya yang kita miliki. Untuk membuat kita merasa menjadi bagian dari kelompok dan memberi kita prinsip-prinsip kehidupan, budaya sangat penting.
Bahasa, simbol, nilai, dan norma adalah beberapa unsur atau elemen budaya yang penting. Keyakinan agama, adat istiadat dan tradisi kita, seni, serta sejarah, yang disatukan dapat dianggap sebagai elemen budaya. Mereka memberi makna pada konsep budaya. Semua ini penting untuk perkembangan kita secara keseluruhan sebagai individu.
Contohnya yaitu meskipun masing-masing suku di Indonesia memiliki bahasa atau dialek masing-masing, tapi untuk memudahkan komunikasi antar suku yang berbeda sekaligus untuk menunjukkan identitas bangsa kita, maka Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa persatuan. Hal itu juga telah tercantum dalam ikrar Sumpah Pemuda “…Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia”.

Kebudayaan Dibagikan Diantara Masyarakat
Setiap kebudayaan dibagikan oleh sekelompok orang yang biasanya menghuni wilayah yang sama. Wilayah tempat mereka tinggal, kondisi geografis di sekitar mereka, masa lalu negara mereka, sistem kepercayaan dan nilai-nilai warganya, dan warisan yang mereka banggakan, merupakan budaya mereka. Menjadi umum bagi suatu kelompok, aspek-aspek ini mengembangkan rasa persatuan dan kepemilikan di antara orang-orang dalam kelompok itu.
Orang-orang dari berbagai arti komunitas yang sama memiliki nilai, kepercayaan, dan tradisi yang sama. Sastra dan sejarah mereka sama. Bahasa dan tingkah laku mereka, dan cara mereka berkomunikasi serupa. Dibangun oleh sistem kepercayaan mereka, kepribadian mereka memiliki ciri-ciri tertentu.
Contohnya yaitu peran seseorang dalam keluarga dan masyarakat ditentukan oleh budaya mereka. Pekerjaan dan gaya hidup mereka mungkin dipengaruhi oleh budaya mereka. Budaya memberi orang identitas kolektif. Itu milik sebuah komunitas dan bukan milik satu manusia pun. Itu dibagikan diantara mereka.

Kebudayaan Dipelajari Oleh Masyarakat
Kebudayaan tidak diturunkan secara biologis dari generasi yang lebih tua ke generasi yang lebih baru. Itu dipelajari melalui pengalaman. Para anggota budaya berbagi cita-cita tertentu yang membentuk hidup mereka. Generasi mendatang belajar untuk mengikuti cita-cita yang sama. Budaya menyebar dari generasi ke generasi, yang mengadopsi kebiasaan dan tradisi lama mereka sebagai bagian dari budaya mereka.
Cita-cita mereka yang mendasari hidup mereka, adalah bagian dari budaya mereka. Nilai-nilai budaya diberikan dari satu generasi ke generasi, yang merupakan alasan mengapa mereka terus ada dan berlanjut. Bahasa, sastra, dan bentuk seni diturunkan dari generasi ke generasi.
Budaya dipelajari, dipahami, dan diadopsi dari apa yang diajarkan oleh masyarakat dan berasimilasi dari lingkungan. Tidak ada individu yang lahir dengan rasa budaya. Dalam perjalanan hidupnya, ia mempelajarinya.
Contohnya yaitu tradisi pembakaran jenazah di Bali atau dikenal dengan istilah Ngaben yang merupakan warisan leluhur dan telah dilakukan sejak ratusan tahun silam di Bali. Masyarakat Hindu Bali mempercayai bahwa dengan membayar jenazah, roh leluhur menjadi suci dan mereka dapat beristirahat dengan tenang.

Kebudayaan Tidak Bisa Diisolasi
Penelitian telah mengungkap fakta bahwa tidak ada budaya yang dapat tetap terisolasi. Hampir tidak ada komunitas sosial yang benar-benar terisolasi dari seluruh dunia. Setiap budaya sebagian besar dipengaruhi oleh budaya daerah sekitarnya. Nilai-nilai budaya orang di negara tertentu dipengaruhi oleh orang-orang dari negara tetangga.
Contohnya yaitu ketika orang-orang dari lokasi geografis yang berbeda berkumpul, mereka saling memengaruhi budaya masing-masing. Perdagangan antara dua negara, migrasi orang ke berbagai belahan dunia, dan perjalanan untuk tujuan pendidikan atau rekreasi menunjukkan bahwa budaya tidak dapat tetap terpisah.
Budaya yang berkembang pada waktu yang sama menunjukkan kesamaan karena mereka telah berkembang bersama. Beberapa berbaur untuk menciptakan budaya bersama. Tidak ada budaya yang dapat membuat dirinya kebal terhadap pengaruh eksternal.

Kebudayaan Dapat Bersifat Etnosentis
Kebudayaan tidak dapat terisolasi, tapi terkadang menimbulkan sifat etnosentris artinya suatu kebudayaan beranggapan bahwa kebudayaan tersebut yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki orang lain. Sifat etnosentrisme ini cenderung memandang rendah orang-orang yang dianggap asing. Sikap etnosentrisme memandang dan mengukur budaya asing dengan tolok ukur budayanya sendiri.
Contohnya yaitu kebiasaan masyarakat Papua pedalaman mengenakan koteka. Apabila dipandang dari sudut masyarakat yang bukan warga papua pedalaman, mengenakan koteka mungkin merupakan hal yang sangat memalukan. Akan tetapi, oleh masyarakat pedalaman Papua, mengenakan koteka dianggap sebagai hal yang wajar, bahkan dianggap sebagai suatu kebanggan.

Kebudayaan Bersifat Universal
Kebudayaan bersifat universal artinya kebudayaan berupaya untuk yang mencari jawaban atas problematika dalam masyarakat, bukan apologi terhadap kesenian, bukan juga apriori terhadap budaya politikyang massa. Akan tetapi, lebih pada rasionalitas melihat dan menjangkau ke depan demi perkembangan masyarakat majemuk Indonesia.
Contohnya yaitu Irwan dari Indonesia dan Steve dari Inggris, mereka sama-sama mempunyai kebudayaan (bersifat universal). Tapi, Irwan mempunyai pola perilaku untuk menerima sesuatu dengan menggunakan dengan tangan kanan., sedangkan Steve mempunyai pola perilaku untuk menerima sesuatu bisa menggunakan tangan kanan atau kiri (ini merupakan ciri khusus kebudayaannya).

Kebudayaan Mengalami Akulturasi
Kebudayaan mengalami akulturasi artinya kebudayaan dapat bercampur ketika suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing, maka kebudayaan asing tersebut lambat laun akan diterima dan diolah ke dalam kebudayaan yang sudah ada tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
Contohnya yaitu Museum Fatahillah Jakarta yang merupakan perwujudan adanya akulturasi kebudayaan yang dibawa oleh bangsa-bangsa Eropa saat menjajah Indonesia. Bentuknya yang menyerupai Istana Dam di Amsterdam, yang terdiri atas bangunan utama disertai dua sayap di bagian timur dan barat, serta bangunan sanding yang dipergunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipergunakan sebagai penjara.

Kebudayaan Bersifat Adaptif
Kebudayaan bersifat adaptif artinya kebudayaan dapat dapat menyesuaikan diri. Kebudayaan merupakan sebuah keberhasilan mekanisme bagi spesies manusia. Kebudayaan memberi kita sebuah keuntungan selektif yang besar dalam kompetisi untuk bertahan hidup terhadap bentuk kehidupan yang lain.
Contohnya yaitu adaptasi terhadap budaya luar, sebab terjadinya bencana alam pada arti masyarakat tertentu menyebabkan mereka harus pindah ke daerah lain yang mempunyai kebudayaan berbeda.

Kebudayaan Bersifat Dinamis (Flexible)
Kebudayaan tidak bersifat statis, tapi selalu berubah atau bersifat dinamis. Tanpa adanya “gangguan” dari kebudayaan lain atau asing pun, kebudayaan akan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.
Jika bukan karena adanya pengaruh dari luar, maka dalam kebudayaan itu sendiri akan ada individu-individu yang memperkenalkan variasi-variasi baru dalam hal bertingkah-laku yang pada akhirnya menjadi milik bersama dan dikemudian hari akan menjadi bagian dari kebudayaan tersebut.
Proses perubahan sosial budaya juga bisa terjadi karena adanya beberapa aspek dalam lingkungan kebudayaan yang mengalami perubahan, sehingga pada akhirnya akan menyebabkan kebudayaan tersebut perlahan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi tersebut. Pada dasarnya, setiap kebudayaan pasti akan berubah atau berkembang, meskipun kecil dan sering kali tidak dirasakan oleh anggota-anggotanya.
Contohnya yaitu corak pakaian yang dimiliki nenek kita ketika mereka masih muda, berbeda dengan corak pakaian yang kita kenakan saat ini. Pada umumnya, unsur kebedaan seperti teknologi lebih terbuka terhadap proses perubahan daripada unsur rohani seperti moral dan agama yang cenderung statis.
Kebudayaan Bersifat Integratif (Integrasi)
Kebudayaan bersifat integrasi sosial artinya kelompok-kelompok etnik yang memiliki kebudayaan berbeda dapat beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas di masyarakat. Akan tetapi masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.
Contohnya yaitu ketika sekelompok orang pergi kesuatu wilayah dengan budaya yang berbeda dengan budaya asalnya, maka sekelompok orang tersebut sebagai kebudayaan minoritas harus bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, tapimasih tetap mempertahankan kebudayaan mereka sendiri.
Demikianlah tadi serangkaian artikel yang menuliskan kepada pembaca terkait dengan sifat-sifat kebudayaan dan contohnya di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi semuanya.
***

DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurupendidikan.co.id/adat-istiadat/

https://syamsulhadi1991.blogspot.com




http://dosensosiologi.com/sifat-kebudayaan/

Selasa, 12 November 2019

Moon Jae-In, Jika PLTU Batubara tidak Baik bagi Korea, Begitu juga bagi Indonesia (Opini Mahasiswa)

https://www.greenpeace.org/indonesia/siaran-pers/4107/moon-jae-in-jika-pltu-batubara-tidak-baik-bagi-korea-begitu-juga-bagi-indonesia/

Dalam web Greenpeace Indonesia yang membahas tentang PLTU batubara sejumlah aktivis Greenpeace melakukan aksi didepan kantor kedutaan Korea Selatan di jakarta, salah satu yang disuarakan adalah mendesak dan meminta komitmen kepada pemerintah Korea Selatan agar tidak menanam saham industri PLTU batu bara dan mendesak untuk mengalihakan penanaman modalnya dengan energi bersih terbarukan.

Dinegara nya sendiri (Kore Selatan) yang dipimpin oleh Mon Jae In dirinya menyatakan, untuk tidak membuat PLTU Batubara dinegaranya karena tidak ingin warga negaranya terkena dampak polusi yang membahayakan masyarakatnya, komitmen Mon Jae In in didasari dengan darurat udara  ketika konsentrasi partikel debu halus di Korea Selatan melonjak tajam pada Maret 2019, Data National Institute of Environmental Research menunjukkan tingkat debu halus yakni PM 2.5 di tujuh kota besar di Korea Selatan masuk kategori berbahaya.

Dengan komitmen Korea Selatan terkait PLTU batu bara berbalik dengan nilai investasi Korea Selatan yang  diinvestasikan dibanayak negara di asia tenggara, yang mempunyai nilai investasi sebesar 9,3 dolar Amerika dalam 10 tahun terakhir.

Di Indonesia terdapat 2 Investasi yaitu PLTU Jawa 9 & 10 di Suralaya, Cilegon, yang didaerahnya sekitar industri tersebut adalah lingkungan yang sangat sesak karena polusi yang dihasilkan.

Dengan kondisi tersebut harusnya Korea Selatan harus mempunyai komitmen yang utuh dalam pembangunan PLTU batu bara,  bukan hanya di negaranya saja namun dengan investasi lain nya dinegara di bagian asia tenggara, bukan untui mendesak tidak berinvestasi namun lebih mendesak kepada mngalihkan investasinya kepada energi bersih terbarukan yang lebih ramah lingkungan dan dirasa akab memberikan dampak positive kepada masyarakat sekitar indutri energi ramah terbarukan tersebut.

Minggu, 03 November 2019

Proses Penciptaan Manusia Menurut Islam

Manusia diciptakan sempurna dalam agama islam tentu ada proses bagaimana manusia itu terbentuk, mulai dari air mani atau nuthfah sampai menjadi manusia utuh yang dilahirkan dari rahim ibunya, berikut proses penciptaan manusia menurut islam

1. Nuthfah (air mani)
Ibnu Katsir menafsirkan kata nuthfah yang berarti air yang keluar dari tulang punggung dan tulang dada perempuan yang kemudian diletakkan di rahim perempuan.

2. Segumpal darah
Setelah mani ditempatkan di rahim perempuan berubah menjadi ‘alaqoh. Beliau menafsirkan kata ‘alaqoh dengan segunpal darah.

3.Segumpal daging
Setelah menjadi darah maka mengeraslah menjadi segumpal daging namun belum terbentuk.

4.Tulang
Di sinilah mulai terbentuk anggota tubuh seperti kepala, tangan, dan kaki bersama tulang dan otot-otonya.
Setelah terbentuk anggota tubuh beserta tulang-tulangnya dibungkuslah dengan daging yaitu dijadikannya lebih kuat.

5. Peniupan ruh
Proses terakhir dalam pembentukan tubuh manusia dalam rahim adalah peniupan ruh. Setelah peniupan ruh teruslah ia tumbuh hingga organ-organ yang sudah terbentuk memiliki fungsinya dan bergerak.

Peniupan ruh terjadi pada bulan keempat berdasarkan hadis yang diriwayatkan Ibnu Abi Hatim bahwa Rasulullah saw. Bersabda: “Jika mani telah (terbentuk) sempurna (menjadi janin) selama empat bulan maka diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh pada tubuhnya.”

Dalam ranah biologi penciptaan manusia melalui berbagai tahap dan proses yang terjadi di dalam rahim wanita. Ternyata Al-Quran juga sudah menjelaskan tentang proses pembentukan manusia dimulai dari janin hingga menjadi bayi dengan bentuk yang lengkap. Penjelasan tersebut tertera pada surat al-Mu’minun [23]: 12-14:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ (12) ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (13) ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ(14)

Artinya: Dan sungguh kami telah menciptakan manusia dari saripati (yang berasal) dari tanah (12) Kemudian kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) (13) Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik (14)

Lalu berdasarkan riwayat Imam Ahmad: “telah menceritakan kepada kami Yahya bin Said, telah menceritakan kepada kami Auf, telah menceritakan kepada kami Qasamah bin Zuhair dari Abi Musa dari Rasulullah saw. bersabda: 
sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari segenggam tanah kemudian keturunannya juga diciptakan dari sebagian tanah ada yang muncul dengan warna merah, hitam, putih, dan lain sebagainya. Ada yang bentuknya jelek, bagus, dan lain sebagainya

Dalam riwayat Imam Tirmidzi bahwa mengatakan bahwa status hadis tersebut adalah hasan sahih.
***
(sumber bincangsyariah.com dam sumber lainnya)

Kamis, 24 Oktober 2019

Evolusi Biologi, Faktor Dan Penyebabnya

A. APA ITU EVOLUSI BIOLOGI

Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu pipulasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. 

Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi.
Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. 

Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi sscara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.

B. FAKTOR FAKTIR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA EVOLUSI BIOLOGI
Para pakar lain, yang merupakan seorang professor matematika dari Inggris, Godfrey Harold Hardy dan juga seorang dokter dari Jerman, Wilhelm Weinberg, juga memiliki pendapat sendiri mengenai proses evolusi ini.

Mereka secara terpisah mempublikasikan hasil analisis mereka tentang keseimbangan gen dalam populasi. Dari pemikiran mereka ini, dikenallah Hukum Hardy - Weinberg.
Hukum Hardy -Weinberg ini menyatakan bahwa frekuensi alel atau gen di dalam populasi dapat tetap stabil dan tetap berada pada keseimbangan dari satu generasi ke generasi, dengan syarat :

1. Jumlah populasi yang besar
2. Perkawinan terjadi secara acak atau random
3. Tidak terjadi mutasi maju atau pun mutasi balik
4. Tidak ada seleksi
5. Tidak ada migrasi

Namun, jika kondisi ini tidak terjadi, maka dimungkinkan terjadinya perubahan alel atau gen dalam populasi tersebut yang berujung pada kondisi yang disebut sebagai evolusi ini. 

Para ahli evolusi menggunakan Hukum Hardy Weinberg ini untuk mengamati apakah suatu perubahan frekuensi alel telah terjadi pada suatu populasi. Hal inilah yang kemudian menjadi tanda terjadinya mikroevolusi. Mikroevolusi ini kemudian mmebentuk makroevolusi atau yang lebih dikenal sebagai evolusi dalam pengertian umum.

Hingga saat ini, diketahui beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan frekuensi gen atau alel di dalam suatu populasi. Hal ini juga dikenal sebagai faktor yang mempengaruhi evolusi.
Faktor yang menyebabkan evolusi ini, meliputi :

1. Seleksi Alam
merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang.
Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini.
Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam

2. hanyutan genetik
(Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies baru.
Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.

3. Perkawinan tak acak
Kenyataannya, secara alami tidak ada perkawinan yang benar -benar acak. Perkawinan secara umum dipengaruhi oleh faktor pilihan. Sebagai contoh, secara naluriah burung merak betina akan memilih merak jantan yang memiliki bulu ekor besar dan indah. Begitu pun manusai yang akan cenderung mengembangbiakan hewan atau tanaman yang bagus dan menguntungkan.

4. Migrasi
Ketika individu meninggalkan populasi atau emigrasi, maka ia akan membawa alel keluar, begitu pun sebaliknya. Hal ini yang kemudian berpotensi menghasilkan alel baru. Pergerakan alel antar populasi inilah yang disebut sebagai alel gen. Artinya, migrasi menyebabkan terjadi varias sifat dalam populasi.

5. Mutasi
Mutasi adalah sautu bentuk perubahan materi genetik yang bersifat menurun. Mutasi ini bisa terjadi pada semua organisme dan merupakan sumber dari adanya variasi hereditas. Ketika ada beberapa gen yang bermutasi, maka akan mengakibatkan terjadinya perubahan frekuensi gen. 
Mutasi menjadi bahan mentah evolusi, karena untuk bisa bertahan dari seleksi alam, populasi harus memiliki variasi genetik yang tinggi. dengan adanyamutasi, maka dapat terbentuk spesies baru yang adaptif, memiliki peningkatan daya fertilitas dan viabilitas, dan lainnya.

6. Rekombinasi dan seleksi
Bagian paling penting dari mekanisme evolusi ini adalah adanya rekombinasi gen. Rekombinasi gen ini bisa terjadi melalui perkawinan sehingga reproduksi seksual menjadi faktor penting dalam proses evolusi.
Demikian pemaparan mengenai Faktor yang Mempengaruhi Evolusi. Semoga bermanfaat.

C. BAGAIMANA GEN BISA MEWARISI CIRI FISIK MANUSIA?
Pewarisan sifat atau hereditas merupakan penurunan sifat dari induk (orang tua) kepada keturunannya (anak). Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat ini disebut genetika.Sifat-sifat suatu makhluk hidup diwariskan melalui sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Bagian sel yang bertanggung jawab terhadap penurunan sifat ini terdapat di bagian inti sel (nukleus).

Di dalam inti sel terdapat kromosom. Kromosom merupakan benang-benang halus yang berfungsi sebagai faktor pembawa sifat keturunan. Di dalam kromosom terdapat substansi pembawa sifat keturunan yang terdiri atas senyawa kimia yang disebut gen. Gen berfungsi sebagai penentu sifat-sifat suatu makhluk hidup. Kromosom dan gen inilah yang mengendalikan pewarisan sifat pada makhluk hidup.

1. KROMOSOM
Kromosom adalah materi genetik yang berupa benang-benang halus (kromatin) yang berfungsi sebagai pembawa informasi genetik kepada keturunannya. Setiap inti sel suatu makhluk hidup memiliki dua jenis kromosom yaitu kromosom tubuh (autosom) dan kromosom kelamin (gonosom).

- Kromosom Tubuh
Kromosom tubuh berfungsi untuk menentukan sifat-sifat tubuh suatu organisme. Kromosom tubuh dilambangkan dengan A yang berasal dari kata autosom yang terdiri dari 22 pasang atau berjumlah 44 buah. Autosom terletak pada sel tubuh dan berpasangan sehingga disebut kromosom diploid (ditulis dengan 2n).

-Kromosom Kelamin
Kromosom kelamin (gonosom) berfungsi untuk menentukan jenis kelamin suatu organisme. Gonosom berjumlah 1 pasang atau 2 buah, gonosom pada laki-laki dilambangkan dengan XY dan pada perempuan dilambangkan dengan XX. Gonosom terletak pada sel kelamin dan tidak berpasangan sehingga disebut kromosom haploid (ditulis dengan n).

2. GEN
Komposisi dan susunan gen-gen di dalam tubuh makhluk hidup disebut genotipe. Genotipe setiap makhluk hidup berbeda-beda yang dapat menentukan sifat-sifat suatu makhluk hidup tersebut. Pada dasarnya, genotipe adalah sifat pada makhkuk hidup yang tidak terlihat. Genotipe inilah yang nantinya akan memunculkan sifat fenotipe. Fenotipe adalah sifat pada makhluk hidup yang dapat terlihat. Sifat fenotipe merupakan perpaduan antara sifat genotipe dan lingkungannya.






Pada umumnya, suatu gen dinyatakan dengan simbol huruf, huruf kapital menyatakan gen yang bersifat dominan, misalnya M (merah), sedangkan huruf kecil menyatakan gen bersifat resesif, misalnya m (putih). Gen selalu berpasangan misalnya MM, Mm atau mm. Gen yang sama jenisnya seperti MM atau mm disebut homozigot, sedangkan gen yang berbeda jenisnya seperti Mm disebut heterozigot. Jika gen dominan bersama-sama dengan gen resesif, sifat yang akan tampak adalah sifat yang dibawa oleh gen dominan dan sifat yang dibawa oleh gen resesif tidak akan muncul. Sebagai contoh, sifat pendek dominan tehadap sifat tinggi. Jika gen untuk pendek muncul bersama-sama dengan gen untuk tinggi, sifat pendeklah yang akan muncul pada keturunanya.

Minggu, 13 Oktober 2019

Mengenal Bumi Kita Dalam Aspek Geologi

Kita tentu mengenal apa itu bumi, bumi yang kita pijaki berupa lapisan padat yang kita injak tempat berkumpuonya komponen hidup dari mulai tumbuhan, hewan dan manusia yang terkumpul dalam ekosistem alam tidak lepas dari faktor biotii dan abiotik yang saling melengkapi.

Dalam kesempatan ini saya akan menulis tentang instrumen apa saja yang ada di bumi dalam perkembangan ilmu geologi.

1.  Ruang Lingkup Geologi
Bumi terusun oleh berbagai macam unsur yang saling terintegrasi dan
tidak hanya didominasi oleh batuan, air, atau udara saja. Interaksi antar-unsur
tersebut terus berlangsung, seperti kontak air dengan batuan, batuan dengan udara,
dan air dengan udara. Lebih lanjut, biosfer, sebagai keseluruhan bentuk kehidupan
di bumi, tersebar pada ketiga realms tersebut yang terintegrasi secara setara.

Oleh sebab itu, ruang lingkup ilmu geologi terdiri dari empat lingkup utama, yaitu: hidrosfer, atmosfer, dan geosfer. Ketiga lingkup ini kemudian membentuk suatu
lingkup sebagai keseluruhan keberadaan makhluk hidup yang disebut biosfer.

A.  Hidrosfer
Bumi dijuluki sebagai Planet Biru, hal ini karena 71% permukaan bumi
diselimuti oleh air dengan kedalaman rata-rata 3,8 km. 97% dari air yang
ada di bumi merupakan air permukaan. Hidrosfer adalah massa air yang
dinamis dan bergerak secara kontinu melalui sebuah siklus. Siklus yang dimaksud adalah siklus hidrologi, yang terdiri dari evaporasi air permukaan ke atmosfer, presipitasi air ke daratan, dan kemudian mengalir kembali sebagai air permukaan yang bermuara di laut.

Daur hidrologi ini turut berkontribusi dalam membentuk bentang alam bumi ini. Selain air laut, hidrosfer juga terdiri dari air tawar yang berada di aliran sungai, danau, gleiser, dan airtanah. Meskipun jumlahnya tak sebanyak air laut, namun keberadaan air tawar (fresh water) sangat penting. Oleh sebab itu usaha pencarian sumber daya air bersih terus dilakukan hingga sekarang, termasuk oleh para ahli geologi, khususnya hidrogeologi.

B.  Atmosfer
Bumi dikelilingi oleh tudung gas yang memberi kehidupan. Tudung gas inilah yang disebut atmosfer. Jika dibandingkan dengan ketebalan kerak bumi (sekitar 6400 km), atmosfer jauh lebih tipis, yaitu hanya 5,6 km diatas permukaan bumi dan hanya sampai kedalaman 16 km di bawah permukaan bumi. Namun, di samping dimensinya yang sederhana, selimut tipis tersebut tetap merupakan elemen penting di planet bumi.

 Atmosfer bukan hanya
menyediakan udara untuk dihirup oleh makhluk hidup, namun juga mampu
melindungi kita dari paparan radiasi sinar ultra violet dari matahari. Pertukaran energy secara kontinu terjadi antara atmosfer dengan permukaan 
bumi menghasilkan sesuatu yang kita sebut cuaca dan iklim. Cuaca dan
iklim bumi dari sejak awal terbentuk hingga sekarang berkontribusi dalam
pembentukan bentang alam dan sumberdaya geologi. Sehingga atmosfer
berperan penting dalam proses geologi yang telah dan sedang berlangsung
di bumi.

C. Geosfer
Bagian di dasar atmosfer dan samudera adalah lapisan kerak bumi. Bagian padat itulah yang disebut sebagai geosfer. Geosfer membentang dari permukaan hingga ke inti bumi pada kedalaman 6.400 km. Sehingga geosfer merupakan lingkup yang paling besar yang ada di bumi jika dibandingkan dengan atmosfer, hidrosfer, dan biosfer.
Kebanyakan penelitian mengenai geosfer difokuskan pada kenampakan di
permukaan yang mudah untuk diakses. Setiap kenampakan dipermukaan merepresentasikan kondisi dibawah permukaan bumi yang bersifat dinamis.
Dengan meneliti kenampakan dari lapisan geosfer yang berada dipermukaan, dapat diketahui petunjuk mengenai proses geologi yang telah terjadi sewaktu bumi ini sedang terbentuk. Lapisan-lapisan geosfer dan proses yang berlangsung di dalamnya akan banyak dipelajari oleh para ahli
geologi.

2. Interior Bumi
Berdasarkan perbedaan komposisinya (massa jenis), bumi terbagi menjadi tiga lapisan besar, yaitu kerak, mantel, dan inti bumi. Setiap lapisan tersebut memiliki sifat fisik yang berlainan. Perbedaan sifat fisik tersebut digunakan untuk menentukan zona-zona tertentu pada setiap lapisan bumi. Sifat fisik yang digunakan untuk pembagian zona antara lain apakah padat atau cair dan sebarapa lemah atau kuat lapisan tersebut.
Susunan interior bumi diketahui berdasarkan informasi seismologi.
Berdasarkan penyelidikan H. Jeffreys dan K. E. Bullen (1932-1942) yang mengacu pada penyelidikan E. Wiechert (1890-an) dengan menggunakan cepat rambat gelombang P dan S, dapat ditentukan pembagian lapisan-lapisan atau interior bumi. Struktur dalam bumi dibedakan secara komposisi dan rheologi.Struktur dalam bumi berdasarkan komposisinya:

A. Inti bumi (Core)
Terletak mulai dari kedalaman 2.883 km sampai ke pusat bumi. Densitasnya berkisar dari 9,5 gr/cc di dekat mantel dan membesar ke arah pusat hingga 14,5 gr/cc. Berdasarkan besarnya densitas ini, inti bumi diperkirakan memiliki campuran dari unsur-unsur yang memiliki densitas besar, yaitu Nikel (Ni) dan besi (Fe). 
Oleh karena itu, inti bumi juga sering disebut sebagai lapisan Nife.

A1. Inti dalam (inner core)
Kedalaman 5.140-6.371 km. Berfasa padat, berat, dan sangat panas.
A2. Inti luar (outer core)
Kedalaman 2.883-5.140 km. Berfasa cair dan sangat panas.

B. Mantel (Mantle)
Merupakan lapisan yang menyelubungi inti bumi. Merupakan bagian terbesar dari bumi, 82.3 % dari volume bumi dan 67.8 % dari massa bumi. Ketebalannya 2.883 km. Densitasnya berkisar dari 5.7 gr/cc di dekat inti dan 3.3 gr/cc di dekat kerak
bumi.

C. Kerak bumi (Crust)
Merupakan lapisan terluar yang tipis, terdiri batuan yang lebih ringan dibandingkan dengan batuan mantel di bawahnya. Densitas rata-rata 2.7 gr/cc. Ketebalannya tidak merata, perbedaan ketebalan ini menimbulkan perbedaan elevasi antara benua dan samudera. Pada daerah pegunungan ketebalannya > 50
km dan pada beberapa samudera < 5 km. berdasarkan data kegempaan dan komposisi material pembentuknya, para ahli membagi menjadi kerak benua dan kerak samudera.

C1. Kerak benua, terdiri dari batuan granitik, ketebalan rata-rata 45 km,
berkisar antara 30–50 km. Kaya akan unsur Si dan Al, maka disebut juga
sebagai lapisan SiAl.
C2. Kerak samudera, terdiri dari batuan basaltik, tebalnya sekitar 7 km. Kaya
akan unsur Si dan Mg, maka disebut juga sebagai lapisan SiMa.

3. Bidang Gutenberg
Beberapa tahun kemudian, seorang ahli gempa Jerman, Beno Gutenberg, menemukan batas lain. Bidang dimana gelombang P dibelokkan, atau bidang antara mantel dengan inti bumi disebut bidang diskontinu Gutenberg atau bidang
Gutenberg.

4. Arus Konveksi Magma
Kerak bumi merupakan padatan yang relative dingin, rapuh, dan kaku (rigid) dengan massa jenis lebih rendah sehingga seolah-olah mengapung di atas.mantel.
Ini adalah bagian yang berada di permukaan bumi hingga kedalaman ±100 km. Karena adanya perbedaan panas yang sangat tinggi antara bagian bumi yang tengah dengan bagian bumi yang lebih luar, maka akan terjadi perbedaan tekanan dimana tekanan pada bagian dalam lebih besar, sehingga pergerakan magma akan menghasilkan aliran konveksi di dalam mantel. 

Lelehan magma yang lebih panas akan bergerak ke atas dan lelehan magma yang lebih dingin akan tenggelam (seperti gerakan aliran konveksi air pada waktu kita memanaskan air di atas kompor).
Akibat aliran konveksi lelehan magma tersebut, lapisan kerak bumi yang padat dan relative rapuh yang ada di atasnya ikut bergerak (mengapung) sesuai dengan gerakan lelehan magma. Pada suatu tempat tertentu, lapisan kerak bumi akan retak dan bergerak saling menjauh, dan rekahan yang ditinggalkannya akan segera terisi oleh lelehan magma yang kemudian juga akan membeku (disebut sebagai daerah regangan dimana lempengan kerak bumi yang saling berdekatan menjauh), contoh Mid Oceanic Ridges yang berada di dasar samudra Atlantik, dan rifting yang terjadi antara benua Afrika dengan Jazirah Arab yang membentuk Laut Merah.

Pada bagian bumi lain akan terjadi tumbukan antara lempeng-lempeng yang saling mendekat. Lempeng yang relatif lebih tipis (lempeng samudera) akan menunjam ke bawah lempeng benua yang relatif lebih tebal, zona ini disebut sebagai zona subduksi (subduction zone). 

Contohnya adalah zona subduksi yang memanjang dari Sumatra, Jawa, hingga ke Nusa Tenggara Timur. Pada bagian yang menunjam akan meleleh menjadi magma dan bagian dari lempeng yang lain
akan mengalami perlipatan, pengangkatan, dan pensesaran. 

Dengan adanya retakan/bukaan akibat terbentuknya sesar-sesar tersebut,
maka pada bagian-bagian tertentu pada zona tersebut kadang-kadang diterobos oleh lelehan magma panas dari mantel dan membentuk kantong-kantong magma, yang disebut sebagai dapur magma (magma chamber). Jika penerobosan tersebut
berlangsung hingga mencapai permukaan bumi, maka terjadilah pembentukan
deretan gunungapi. Magma yang keluar akan menghasilkan material hasil letusan gunungapi yang berupa tuf, lahar, maupun menghasilkan aliran lava panas yang akan membentuk batuan lava di permukaan. Magma yang tidak mencapai permukaan akan membeku di dalam bumi membentuk bermacam-macam jenis batuan beku.

Siklus hidrologi (sumber: Diagram Visual Information Ltd.)

Aliran konveksi pada air di atas kompor dan aliran konveksi magma

Interior Bumi (Skinner et al., 2004)

5 Kerifan Lokal Di Indonesia

Introduction Negara Indonesia adalah bagian dari negara asia yang dilewati garis katulistiwa berada diantra benua asia dan australia, diap...